Miskonsepsi Dalam Pembelajaran Biologi

Oleh: Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd

Sekretaris Program P.Biologi FKIP UNS Surakarta

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu dan teknologi terus melaju seiring dengan melesatnya kebutuhan manusia dan kecanggihan alat bantu yang digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Ada kalanya ketertinggalan informasi terbaru menyebabkan konsep-konsep yang seharusnya berubah atau diperbaiki menjadi salah dalam menyampaikannya kepada peserta didik, termasuk biologi. Di sisi lain, kesalahan dalam memahami konsep yang berlanjut alias diwariskan secara turun-temurun juga berandil besar dalam miskonsepsi. Pada artikel ini saya akan mencoba mengulas beberapa miskonsepsi yang sering terjadi pada pembelajaran biologi khususnya pada jenjang sekolah menengah.

1. Perbedaan DNA dan RNA

Sering kali disampaikan salah satu perbedaan DNA dan RNA adalah bahwa DNA terletak di dalam inti sel (nukleus) sedangkan RNA terdapat di luar inti sel.

koreksi:

DNA tidak hanya terdapat di dalam nukleus saja tetapi juga bisa berada di luar nukleus. Mitokondria dan kloroplas adalah organel yang berada di luar nukleus, keduanya mempunyai DNA. Oleh karena itu DNA dapat berada di luar nukleus. Sementara RNA tidak hanya dijumpai di luar inti sel saja. Tentu kita masih ingat bahwa pada saat transkripsi RNA dari DNA sebelum meninggalkan inti sel RNA masih berada di dalam inti sel.

2. Transkripsi adalah pembentukan RNAduta

Transkripsi sering hanya dimaksudkan untuk membahas pembentukan RNA duta atau mRNA saja, terutama jika sedang mendiskusikan proses sintesis protein.

koreksi:

Proses transkripsi tidak hanya dimaksudkan untuk pembentukan RNA duta atau mRNA saja. Kita tahu bahwa bermacam-macam RNA seperti mRNA, tRNA, rRNA, sRNA dan sebagainya. Semua macam RNA tersebut dibentuk atau dihasilkan melalui proses transkripsi.

3. Hukum Mendel I adalah Hukum Persilangan Monohibrid dan Hukum Mendel II adalah Hukum Persilangan Dihibrid

Konsep yang mengajarkan tentang Hukum Mendel I sering kali diterjemahkan dengan potong kompas yaitu mengarah pada persilangan monohibrid. Demikian pula Hukum Mendel II sering kali dimaksudkan untuk membidik persilangan dihibrid.

Koreksi:


Hukum Mendel I
Hukum Mendel I lebih sering dikenal dengan Hukum segregasi bebas, yaitu memisahnya gen-gen sealela secara bebas pada saat meiosis pembentukan sel gamet. Memang fenomena ini mudah diamati pada persilangan monohibrid, akan tetapi bukan berarti Hukum ini hanya terjadi pada persilangan monohibrid saja.
Hukum Mendel II

Hukum Mendel II sering dikenal dengan hukum asortasi bebas yaitu terjadinya penggabungan gen-gen yang tidak sealela sehingga melengkapi informasi genetik dalam sebuah sel gamet. Sebagai contoh misalnya ada individu dengan genotip MmNn pada saat pembentukan gamet akan menghasilkan informasi genetik separoh dari semua informasi genetik individu tersebut sehingga gen M dapat mengelompok dengan N ataupun n menjadi MN atau Mn. Demikian pula gen m secara bebas akan mengelompok dengan N atau n menjadi mN atau mn. Adanya pengelompokan gen yang tidak sealela ini hanya mungkin terjadi pada persilangan yang memperhatikan minimal dua sifat beda (dihibrid), bukan berarti hukum Mendel II adalah hukum persilangan dihibrid. Pada persilangan yang memperhatikan lebih banyak sifat beda seperti trihibrid, tetrahibrid dst juga terjadi demikian.

4. Pengertian Organ
Masih saja ada yang mendefinisikan organ dengan tidak tepat. Definisi yang seing keliru tentang organ adalah bahwa organ adalah kumpulan dari jaringan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.

koreksi:

Jika organ merupakan kumpulan dari jaringan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama maka justru fungsi organ tidak akan efektif. Organisasi pada tingkat organ akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik jika terdiri dari banyak jaringan yang berbeda. Sebagai conoth misalnya organ mata, padanya dapat kita jumpai adanya jaringan neuroepitelium, jaringan saraf, jaringan darah, jaringan ikat.

5. Osmosis dan Difusi

Pemahaman konsep osmosis sering kali keliru terutama jika pengertiannya dikaitkan dengan difusi. Osmosis sering disalah artikan yaitu dianggap kebalikan dari proses difusi.

koreksi:

Difusi adalah pergerakan atau perpindahan molekul terlarut dari konsentrasi larutan tinggi (hipertonis) menuju konsentrasi rendah (hipotonis) baik melalui atau tanpa melalui membran. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul pelarut (air) dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju konsentrasi tinggi (hipotonis). Ingat yang bergerak adalah molekul pelarutnya yang bertujuan untuk meniadakan gradien konsentrasi seperti halnya yang terjadi pada difusi juga bertjuan untuk meniadakan gradien konsentrasi. Dengan kata lain kondisi akhir proses difusi maupun osmosis adalah sama-sama menuju keadaan isotonis. Dengan demikian tidak ada yang dapat dipertentangkan antara difusi dengan osmosis.

Komentar

  1. Wah..belum mudeng aku..mesti belajar kosakata bidang biologi

    BalasHapus
  2. minimal menambah pengalaman pak...salam kenal

    BalasHapus
  3. terima kasih. . sangat membantu tugas saya. . semoga bermanfaat juga buat calon guru yang menjadi calon pengajar, agar tidak mengajarkan apa yang telah menjadi miskonsepsi pada suatu materi. . . terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar